Kehebatan Si Kecil, Nurun Siapa atau Karena Apa ?

Diary novri

"Duh, pinternya... Anak siapa sih ?"

Sering ya, kita mendengar orang tua yang ngudang anaknya seperti itu ? Itu bukan karena amnesia lupa sama anak sendiri hehehe..  Tapi memang stereotip masyarakat kita bahwa kehebatan si kecil identik dengan faktor turunan dari orang tuanya. Sebenarnya,  hal tersebut mitos atau fakta ya ?

Pertanyaan ini terjawab ketika saya mengikuti event Parenting Club bertajuk "Perkembangan Otak, Kunci Kehebatan Si Kecil" yang diselenggarakan oleh komunitas Parenting Club dan Clozette ID.

Event ini diadakan di The Consulate, Jalan Darmokali No. 10 Surabaya, dan dihadiri sekitar 27 Mams dari Surabaya dan sekitarnya. Narasumber yang dihadirkan  yaitu seorang pakar tumbuh kembang anak Dr. dr. Ahmad Suryawan, Sp A(K) atau yang akrab disapa Dokter Wawan, dan Mam Lily dari Wyeth.

Ahmad Suryawan
Dokter Wawan
Sebelum materi dari Dokter Wawan, para Mams yang hadir diajak  pemanasan dulu, dengan menjawab benar atau salah dari pertanyaan-pertanyaan mengenai tumbuh kembang anak. Bisa nggak saya ? Hmm, lumayan memeras otak juga ternyata..! Hehehe..

Mengawali sesi, Dokter Wawan menyuguhkan slide foto dua abege berprestasi asal Indonesia. Siapakah mereka ? Ini dia fotonya..

Kiri: Yuma Soerianto Kanan: Joey Alexander
( sumber foto : instagram)

Yup.. Yuma Soerianto dan Joey Alexander.

Yuma Soerianto, pada usia 10 tahun  menjadi peserta termuda di  WWDC ( Worldwide Developers Conference ) 2017 di Amerika Serikat. Yuma juga berhasil meraih beasiswa WWDC  sejak tahun 2017, 2018 sampai dengan 2019. Saat ini, Yuma berusia 12 tahun dan sudah berhasil mengembangkan 9 aplikasi berbasis iOS.

Joey Alexander, 15 tahun, keahlian bermusiknya sudah diakui dunia yang dibuktikan dengan berhasil menjadi nominasi pada ajang bergengsi Grammy Award kategori Best Jazz Instrumental Album.

Dua-duanya prestasi yang nggak maen-maen, gaess... Tingkat dunia lho!

Seketika pertanyaan yang ada di benak saya adalah, waktu kecil dikasih nutrisi apa ya sama orangtuanya, kok bisa jenius gitu..?

Nah, kalau tadi katanya kehebatan si kecil diduga sebab faktor keturunan, sekarang faktor makanan atau asupan nutrisi. Jadi sebenarnya, bagaimana sih fakta dibalik kehebatan si kecil ? Penjelasannya secara gamblang disampaikan Dokter Wawan dalam acara berdurasi sekitar 60 menit tersebut dan coba akan saya rangkum dalam artikel ini.

(Warning :  siapkan cemilan dan kopi, trus cari posisi duduk yang enak yaa.. ( rebahan juga boleh) karena artikel ini cukup panjang hehehe..)

Menurut yang disampaikan Dokter Wawan, kehebatan anak bisa dipengaruhi oleh faktor nature dan nurture. Faktor nature yaitu faktor genetika yang diturunkan dari orang tuanya. Bagaimana jika faktor genetiknya berpotensi membawa hal yang negatif ? Faktor genetik merupakan sebuah potensi alami dan jika faktor genetik ini berpotensi membawa hal yang negatif, faktor nurture yaitu nutrisi dan stimulasi dapat diupayakan untuk mendukung perkembangan anak menjadi lebih baik.

Dokter Wawan menyebutkan contoh, bangsa Jepang, dalam perkembangannya, bangsa Jepang sekarang tidak lagi identik dengan tubuh pendek. Ini terjadi karena pola pengasuhan dan asupan nutrisi yang diberikan. Hal itu membuktikan bahwa  faktor nurture turut berperan penting dalam perkembangan anak

Nurture The Exceptional


Sstt, siapa diantara Mams semua yang suka menyusui atau menggendong si kecil sambil mainan handphone ?

Ups!!!!

Saya cukup terkejut dengan penjelasan Dokter Wawan mengenai korelasi penggunaan handphone di dekat anak usia dibawah 2 tahun. Di masa-masa menyusui dulu saya cukup sering menyusui sambil pegang handphone. Entah menjawab WhatApp, atau hanya scrolling medsos yang sebenarnya unfaedah. Aktivitas ini, sebaiknya dihindari. Komunikasi antar sel otak berjalan melalui transmisi sinyal kelistrikan dan kimiawi ( zat neuro transmiter ). Sedangkan pada usia 0-18 bulan, struktur kelistrikan otak anak masih sangat rawan. Gelombang listrik yang berasal dari handphone dapat mengganggu komunikasi antar sel otak.

Nah, jadi jika ada anak yang dalam tumbuh kembangnya terganggu, secara kasat mata terlihat kurang dapat merespon jika diajak  berkomunikasi, kurang lebih seperti itulah yang terjadi. Jadi bukan hanya karena akses visual ke handphone ( terlalu sering menonton film dari hp) tetapi juga faktor gangguan sinyal kelistrikan itu tadi.

Analogi yang dicontohkan, jika kita meletakkan handphone di dekat televisi, ketika handphone menangkap sinyal, akan terjadi getaran pada layar dan gangguan suara pada televisi. Makanya sering kita dengar larangan meletakkan handphone di dekat televisi. Kurang lebih begitulah yang terjadi pada otak anak jika berdekatan dengan handphone.

(Nah, tv aja nggak boleh deket-deket hape, gimana dengan otak anak ??????)

Pada usia 0-2 tahun, otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dari ukuran yang hanya 25% otak orang dewasa, selama usia 2 tahun itu akan berkembang hingga mencapai 85% ukuran otak orang dewasa. Karena itulah, usia 0-2 tahun disebut  golden age period. Di masa emas pertumbuhan itulah pentingnya diberikan asupan nutrisi dan stimulasi untuk mendukung kehebatan dalam tumbuh kembangnya.

Kehebatan anak merupakan salah satu cerminan dari struktur dan aktivitas otaknya. Bagian yang paling banyak terlibat dalam pembentukan kehebatan  anak adalah lapisan korteks. Lapisan korteks ini akan berkembang terus secara bertahap dan mencapai puncaknya saat remaja.

Bedanya, pada anak berkemampuan "biasa" lapisan korteks ini menebal pada saat usia kanak-kanak dan menyusut atau berkurang ketika mencapai usia remaja. Sedangkan pada anak yang  berkemampuan "hebat" pada saat usia kanak-kanak lapisan ini relatif tipis, dan menebal saat remaja.

Artinya, otak anak hebat akan semakin canggih dengan bertambahnya usia dan mencapai puncak potensinya pada masa remaja.

Dr. dr. Ahmad Suryawan Parenting Club
Proses perkembangan otak

Well, mudah-mudahan sampai disini jelas ya bagaimana faktor nurture dan nature dapat berpengaruh dalam perkembangan otak anak...

(Sudah selesai ? Beluum, masih banyak..)

Proses selanjutnya adalah tahap ketika anak belajar. Apa yang terjadi dalam otaknya ?

Anak adalah peniru ulung. Apa yang dia lihat, dengar dan rasakan ditangkap otak sebagai stimulasi. Otak anak akan bekerja atas dasar memproses informasi melalui mekanisme komunikasi antar sel otak.

Sebelum anak memperoleh stimulasi, luas sirkuit yang tersedia hanya terbatas pada luas yang didapatkannya secara genetika. Dengan kondisi sirkuit yang mudah berubah. Setelah anak belajar, dalam hal mendapatkan stimulasi, luas sirkuit otak akan semakin besar. Sirkuit otak untuk kemampuan dasar akan terbentuk dahulu, sedangkan sirkuit otak untuk kemampuan lanjutan akan terbentuk kemudian. Sirkuit yang terbentukpun akan semakin luas dan bersifat permanen.

Setelah memahami  proses pembentukan otak dan apa yang terjadi dalam otak anak ketika belajar, next question adalah.. Bagaimana cara mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak anak ? 

Ya, jawabannya adalah NUTRISI dan STIMULASI.

Asupan nutrisi bertujuan untuk membentuk dan mematangkan sel-sel otak, sedangkan stimulasi bertujuan membentuk dan memperkaya jaringan koneksi antar sel otak. Duet maut mantab antara nutrisi dan stimulasi yang tidak terpisahkan sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan kehebatan si kecil.

Daftar nutrisi yang bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak anak, sebagai berikut :

Protein - Energi : pembentukan koneksi antar sel otak. Juga produksi untuk berbagai faktor untuk pertumbuhan otak.

Zat Besi : membantu pembentukan dan fungsi kerja sel otak. Pembentukan selubung yang mempercepat aliran persarafan.

Zinc / Seng : produksi molekul kimiawi yang mempercepat aliran persarafan.

Tembaga : membantu pembentukan dan fungsi kerja sel otak.


Asam Linoleat, Asam Linolenat, Kolin dan DHA : berfungsi membantu pembentukan koneksi antar sel

Sphingomyelin dan Fosfolipid : berfungsi membantu pembentukan selubung yang mempercepat aliran persarafan.

Kalsium : berfungsi membantu produksi molelul kimiawi yang mempercepat aliran persarafan

Vitamin D : membantu perkembangan area otak khusus untuk menyimpan memori dan proses belajar.


Sampai disini makin klir atau lieur Mams ? Semoga klir ya..

Setelah kita memahami bagaimana mengoptimalkan perkembangan otak, selanjutnya kita belajar melakukan penilaian kehebatan anak. Bagaimana caranya ? Apakah dengan berdasar perbandingan dengan anak sebayanya ?

Big NO !

Jangan bandingkan kemampuan anak kita (bahkan anak orang lain) dengan anak lainnya, meskipun itu sebaya.

Misal,

"Eh, anaknya bu X, 11 bulan sudah bisa jalan loh, si adek udah mau 18 bulan masih ngesot aja..."

Ingat Mams, dibandingin itu sakiiiit... Bayangin aja kalau suami bilang,

"Kayak bu X dong Maa... Pinter masak, pinter dandan..."

Aduduuu... Bisa-bisa perang dunia meletus lagi.

Jadi harus dibandingkan atas dasar apa ? Bandingkan dengan kemampuan si anak sendiri berdasarkan penilaian yang reguler dan rutin. Serta gunakan parameter perkembangan otak anak sesuai tahapan usia bukan menggunakan parameter keinginan orangtua.

Just info, sebagai tools untuk membantu mengembangkan kehebatan si kecil, laman Parenting Club ID menyediakan fitur menarik - menarik yang dapat diakses oleh Mams semua. Hal ini disampaikan Mam Lily dari Wyeth Nutrition.

Mam Lily dari Wyeth Nutrition

Fitur tersebut antara lain:

✔ Kalkulator Akal Fisik Sosial

Kalkulator Akal Fisik Sosial adalah tool yang dikreasi dan diverifikasi oleh Dokter Wawan.

Kalkulator ini dapat membantu orangtua menilai tingkat sinergi Akal Fisik dan Sosial si Kecil usia 6 bulan sampai 7 tahun. Pada fitur ini Mam dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan jenjang umur si Kecil dan menemukan hasil serta rekomendasi yang tepat untuk mengembangkan sinergi Akal Fisik Sosial si Kecil.

Smart Strength Finder

Smart Strength Finder adalah tool yang dirancang oleh Thomas Armstrong, Ph. D yang dapat membantu orangtua mengenali kehebatan si Kecil. Mam dapat menjawab pertanyaan seputar perilaku si Kecil pada fitur tersebut dan melakukan tesnya secara berkala.

Selain itu laman Parenting Club ID juga menyajikan beragam informasi penting dan menarik seputar fakta dibalik kehebagan si kecil, informasi nutrisi lengkap dan metode stimulasi yang bisa dicontek dalam membersamai tumbuhkembang si kecil. Preview laman Parenting Club ID dapat dilihat pada video  berikut ini :



Pada sesi tanya jawab, menanggapi pertanyaan dari para Mams yang sangat antusias, Dokter Wawan memberikan clue mengenai pola perilaku anak sejak usia 1 tahun sampai dewasa.

Usia 0 - 1 tahun : I'm what I given
Usia 1 - 3 tahun : I'm what I will
Usia  3 - 6 tahun : I'm what I can imagine
Usia 6 - 12 tahun : I'm what I can learn
Usia 12 - 18 tahun : I'm what I am

Hmm, clue yang singkat namun penting banget untuk pegangan kita menghadapi si kecil.

Last but not least, Dokter Wawan memberikan quote yang sangat bagus, bahwa anak yang hebat muncul dari ibu yang hebat. Dokter Wawan juga mengingatkan para Mams agar selalu melengkapi si kecil dengan nilai-nilai  spiritual agar kehebatan si kecil senantiasa dilakukan untuk kebaikan

"Kehebatan anak tidak hanya diarahkan tetapi harus dilengkapi dengan nilai spiritual agar digunakan untuk hal-hal yang baik," Dr. dr. Ahmad Suryawan, Sp. A(K)


Bersyukur banget saya bisa mengikuti event bergizi seperti ini. Mudah-mudahan Parenting Club mau mengundang saya lagi di event berikutnya.

perkembangan otak
Berfoto bersama Dokter Wawan dan Mam Lily di akhir acara

Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat ya..

Salam,

Posting Komentar

41 Komentar

  1. Balasan
    1. Asiiik, makasih uda mampir.. Kapan update papabear
      Blogspot dotcom nya ? Hehehe

      Hapus
  2. Bagus banget mba novi, semoga aku bisa belajar dari blog mba 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasiiiih.. Kita belajar sama-sama yaa.. Blog ku juga belum maksimal mba.. Masih perlu banyak perbaikan

      Hapus
  3. Mba Novryyy, aku kayaknya kudu taubat deh, dlu pas anakku bayi, suka sambil skroling grup WA pas nyusuin. Huhu. Karena lamaaa banget rasanya, jadi biar gak bosen gt.

    Artikelnya sangat jleb jleb banget mba, trutama gah usah bandingin ank satu dengan lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangeeet mb.. Akupun terkejoed! Itu udah kejadian di aku. Anakku yg nomor dua respon belajarnya gak selancar kakaknya, yg notabene lahir sebelum era smartphone..

      Kalau dipahami dg penjelasan dpkter wawan gitu, bs jadi sinyal kelistrikan di otaknya terganggu karena dl waktu kecil aku sering pakai hp dekat dia.. Hueheuu.. Mudah2an masih bs direcovery dg stimulasi.. InsyaAllah aku percaya semua anak hebat... Si adek punya kehebatan lain walau tdk di akademis..

      Materi kemarin memang bergizi banget ya buat kita

      Hapus
  4. Wah ini info yang bagus banget buat para orangtua (dan calon), aku sebagai calon kayaknya bakal nyerap info sebanyak-banyaknya biar nanti anakku bisa menjadi anak yang membanggakan dan tentunya sesuai dengan yang dia inginkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siip.. Nabung pengetahuan dulu, mudahan ngga lupa waktu prakteknya nanti.. Hehhehee

      Hapus
  5. Mantap infonya mba 😊
    Ngaruh sampe gitu ya gadget ke perkembangan anak.. Harus lebih hati² nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba Alia, akupun agak2 terkejoed gitu... Ternyata gak main2 efek gangguan gadget ke otak anak ya..

      Hapus
    2. Ternyata saya dah komen to disini,, pantesan dari awal baca kayak pernah saya baca,, hehe

      Hapus
  6. Balasan
    1. Hai haii salken juga mba Dev... Sampai ketemu lagi di event lainnya

      Hapus
  7. Eventnya keren yaa mba.. btw salam kenal mba Nov..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangeeet.. Mudah2an kita diundang lagi di event Parenting Club ID berikutnya yaa, aamiin...

      Hapus
  8. Esssip ...bagus infonya,jadi nambah ilmu,kudu sekuat tenaga memghindarkan hp dari anak2 diganti dg aktivitas lain,haturnuhun mom
    Jadi pengen ikutan event parenting ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sami2 mom...

      Butuh effort memang utk menghindarkan anak-anak dari hp. Bunda nya juga harus kreatif.

      Hapus
  9. Makasih banyak mbak Nov untuk ilmu baru nya, alhamdulillah sangat bermanfaat😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau bermanfaat yaa.. Insyaallah dishare lagi kalau ada info2 parenting lainnya

      Hapus
  10. nutrisi dan stimulasi, duuuh... kok saya malah waswas, apakah anak saya mencukupi atau nggak nutrisinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selama tumbuh kembang anak berjalan normal, insyaAllah cukup mbak..

      Hapus
  11. makasih tulisannya bermanfaat mba

    BalasHapus
  12. Informasi mengenai pengaruh hp dengan daya kelistrikannya bikin aku merasa bersala sama anak nih Mbak. Ternyata banyak hal yang harus diketahui mengenai perkembangan anak di era digital ini. Terima kasih infonya dan ditunggu hasil event selanjutnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tantangan zaman now beda dengan zaman doeloe, banyak plus minus nya juga sih ya

      Hapus
  13. Informasinya bermanfaat sekali mbak. Sy baru tahu tentang alasan kenapa kita sebaiknya menghindari terlalu sering pakai hp dekat anak balita.. Hiks. Semoga semua orang bisa mengerti tentang ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayapun terkejoed mbak.. Dan udah kejadian di anak saya yg kedua. Respon daya tangkap belajarnya agak lemah dibanding kakaknya. Wallahu a'lam .. Mudahan masih bisa di back up dari potensi lainnya.. Aamiin

      Hapus
  14. Nah.. Nah.. Ini gak boleh pegang HP waktu busuiii. Astagfirullah, kayaknya banyak moms nih yg masih begini, termasuk aku dulu. Aku sebarin infonya ya biar banyak yg tahu juga.. 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba.. akupn begitu dulu :(

      Moga banyak yg makin paham ya.. Makasih udah bantu share

      Hapus
  15. Setuju dengan Nutrisi dan Simulasi, nggak apa2 ibunya makan nasi pake garam yang penting gizi anaknya lengkap semua :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaa, menu favorit jamam dulu, KKN kecap kerupuk nasi (anget) top banget daah...

      Hapus
  16. Mantap nih artikelnya, lengkap banget.

    Btw, kita kan gaboleh bandingin anak dengan anak lain seusianya kan. Tapi kan kita butuh pakem khusus kapan sih kita harus segera konsultasi ke ahli dan nggak. Ini gimana dong mbak kalau begini ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ukurannya bisa gunakan parameter standar tumbuh kembang anak mbak.. Setahu saya ada patokan resmi dari IDAI. Saya pernah download di web nya Rumah Inspirasi.

      Trus di web parenting club ID juga ada fitur kalkulator akal dan fisik sehat, tool yang dikreasikan oleh Dokter Wawan untuk memantau tumbuh kembang anak

      Hapus
  17. Clue dari Dokter Wawan tentang pola perilaku anak saya catat juga nih, saya jadikan pegangan. Thanks ya, Mbak

    BalasHapus
  18. Waduh kebiasaan main hp sambil menyusui ternyata bisa membawa pengaruh yang tidak baik ya untuk si kecil. Jadi reminder nih buat saya. Btw ini acaranya keren sekali, materinya juga daging banget. Thanks sharingnya Mbak.

    BalasHapus
  19. Jangan biasakan anak menggunakan gadget, ortu harus tega anak gk.main gadget

    BalasHapus
  20. Ternyata menggunakan Hp, ketika sedang memberikan ASI bayi bisa merusak sistem kelistrikan otak bayi ya, jadi ibunya harus aware nih

    BalasHapus
  21. Dari faktor genetik orang tua juga berpengaruh ya mba, namun harus diimbangi juga dengan asupan nutrisinya untuk perkembangan otak anak.

    BalasHapus
  22. Hiks, kadang masih membandingkan dengan anak lainnya saya..huhuhu Padahal sebaiknya membandingkan dengan kemampuan si anak sendiri berdasarkan penilaian yang reguler dan rutin. Makasih sharingnya Mbak. Bermanfaat!

    BalasHapus
  23. Aaaa... tyda boleh main2 handphone saat menjaga anak... pe-er banget nih bund... Semoga besok kalau saya sudah punya anak nggak demen nemenin anak sambil main2 gadget...

    BalasHapus
  24. noted banget bagi aku yang sedang dalam masa penantian untuk dikaruniai momongan, karena persiapan untuk mengebatkan buah hati itu perlu ya

    BalasHapus

Haloo, terima kasih sudah membaca ! Jika kalian mempunyai pertanyaan terkait artikel ini, silakan drop pertanyaan di kolom komentar, bukan melalui media sosial. Jangan gunakan profil 'unknown' ya .. ( maaf banget niih, komentar 'unknown' dan meninggalkan link hidup tidak saya tampilkan )