Mama Kembalilah ke Rumah

"Mama.. enak ya jadi Ibu.." kata kakak Icha tadi pagi
"Memangnya kenapa, kak ?"  tanya saya
"Ibu itu nggak usah cari pekerjaan, sudah punya pekerjaan..."
"Hmm.. memangnya apa pekerjaan seorang Ibu ?" tanya saya memancing
"Merawat anak..." jawab si kakak.
Subhanallah..!
Dalam hati saya hanya bisa memuji kebesaran Allah. She's better than me in everything. Jangankan dibandingkan saat saya seusianya, dibandingkan saya sekarang saja saya masih kalah.
Maksud saya, bukan dia 100% sempurna. Adakalanya perilaku negatif juga muncul. Yang saya yakini, itu adalah akibat contoh buruk dari saya. Misalnya, ketika saya memarahi dia dan adiknya. Di lain kesempatan dia akan memarahi adiknya dengan kalimat dan cara yang sama ketika saya memarahi mereka. Bukankah anak peniru ulung ?
Saya masih harus terus belajar. Merubah karakter dan pola asuh saya yang cenderung otoriter.
Balik lagi cerita tentang Icha. Dia pernah mengalami masa transisi, masa saya bekerja kemudian masa saya tidak bekerja. Perubahan yang paling terasa dari sudut pandang bocah seusianya pastinya tentang uang jajan. Kalau dulu kami bisa sering-sering ke minimarket. Beli jajan apapun yang dia suka. Sekarang jika kami ke minimarket, pasti dengan syarat : masing-masing boleh ambil jajan satu saja ! (Belum lagi ditambah tatapan mata galak dari emaknya.. hmmm astaghfirullahaladzim...)
Sehingga pada suatu ketika dia berucap, mama boleh kerja lagi kok...
Saya tertegun, sedih.. hampir marah. Saya ini berhenti kerja demi dia dan adiknya. Seolah apa yang saya lakukan tidak ada artinya. Juga sedih karena dia merasa bahwa lebih enak kalau punya mama yang bekerja. Tapi sedetik kemudian, saya menyadari dia hanyalah bocah 6 tahun. Saya coba memberi pemahaman kepadanya, bahwa tugas seorang Ibu adalah dirumah. Mengurus rumah, melayani suami dan mendidik anak-anaknya. Qadarullah, salah satu video tausiyah Ustadz Budi Ashari tentang Ibu yang ada di handphone saya dia lihat. Semakin memahamkan dia tentang makna tugas seorang Ibu.
Ketika, suatu hari iman saya goyah. Dorongan kembali ke dunia kerja begitu mengusik. Diam-diam saya mengunduh aplikasi Job Search di android. Dan apa yang Icha katakan sungguh-sungguh tamparan halus yang mengena di hati saya.
"Mama ingin cari kerja ?"
"Iya kak...."
"Kenapa..?"
"Biar Mama bisa bantu cari uang untuk sekolah kakak, biar kakak dan adek bisa jajan... bla bla bla " sejuta alasan saya kemukakan. Alasan yang kira-kira menyenangkan untuk anak seusianya.
"Mama.. apa Mama lupa kata ustadz di video di hp mama? Ibu kembalilah kerumah.."
Degg!!
Jantung saya seolah berhenti. Ya Allah, sungguh telah Kau titipkan seorang malaikat kepada kami. Satu kalimat yang diucapkannya, membuat saya berfikir. Keinginan bekerja kembali saya buang jauh-jauh. Saya luruskan niat berjuang di jalanNya. Mengasuh dan mendidik anak-anak. Menggali potensi diri lebih dalam lagi. Agar bisa berdaya walau bukan di belakang meja kerja.
Bukanlah hidup namanya jika tanpa ujian. Memutuskan berkarir di rumah pasti ada godaanya. Baik dari dalam diri atau dari orang lain. Semoga istiqomah.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Begitu kakak benar2 bisa menjadi kaka ya deek...love you kakaa..bude selalu bangga sama kakaak..*pelukcium*

    BalasHapus

Haloo, terima kasih sudah membaca ! Jika kalian mempunyai pertanyaan terkait artikel ini, silakan drop pertanyaan di kolom komentar, bukan melalui media sosial. Jangan gunakan profil 'unknown' ya .. ( maaf banget niih, komentar 'unknown' dan meninggalkan link hidup tidak saya tampilkan )