Analogi Icha

Tulisan ini tidak bermaksud riya,takabur atau menyombongkan diri. Hanya hasrat seorang ibu untuk berbagi cerita tentang kelucuan anaknya. Karena saya yakin, setiap anak itu istimewa dengan caranya masing-masing. Dan setiap anak juga terlahir cerdas.
Saya membayangkan, bahwa sejak seorang anak dilahirkan ke dunia,mulai usia 0 sampai dia bisa melihat sekelilingnya, tak ubahnya seperti sebuah film science futuristik yang bercerita tentang sebuah robot yang berkelana dan menemukan hal-hal baru yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Atau kisah manusia-manusia kloning yang melarikan diri dari penciptanya dan memasuki dunia nyata. Mereka merasa sangat heran, takjub kaget campur bingung ketika melihat mobil, gedung, pohon dan lain-lain. Hal-hal yang menurut kita sangat biasa.
Demikian juga anak-anak, mulai dengan benda-benda di sekitar rumah, kemudian benda-benda di alam terbuka, satu per satu mereka rekam dalam memori otak, dan akan diingat terus sampai mereka dewasa. ( Jadi ngeh ya, kenapa Allah menciptakan periode emas daya ingat otak pada usia 1-3 tahun, kenapa bukan di usia sekolah SD atau SMP )
Nah, setelah tahap-tahap perkembangan motorik halus dan kasar, akhirnya setiap anak akan mengalami perkembangan kemampuan verbal. Bahasa dan analogi logis nya. Kebetulan, Icha termasuk yang cepat dalam perkembangan verbalnya, usia 2,5 tahun sudah tidak ada pelo / cadel di pronounciation nya. Beberapa kata dalam bahasa inggris juga sudah tahu ( harusnya akan bisa lebih banyak lagi seandainya saya mahir berbahasa Inggris). Dengan bahasa Inggris saya yang pas-pasan, untungnya saya di back up oleh seorang tentor handal, yang ahli ngajarin bule-bule berbahasa Indonesia, dan satu native speaker :D ( Pupu and Sheri , miss u so much Dear.. )
Nah, yang sering ketiban lucu adalah analogi dari seorang Icha yang saat ini usianya 2 tahun 8 bulan. Misalnya ketika dia batuk, dan minta jajan permen, saya bilang ''Icha batuk, ngga boleh makan permen'' Alhamdulillah, dengan manis dia menurut sambil bilang ''Nanti kalau icha ngga batuk, Icha boleh makan permen ya Ma'' hemmm, yaa... ( Akhirnya saya mengiyakan dengan berat hati, karena ngga ada yang salah dengan analogi nya )
Itu masih yang wajar. Suatu ketika dia minta beli jam tangan Ben10, karakter anak laki-laki yang punya kemampuan berubah wujud menjadi 10 bentuk lain. Saya bilang ''Ben10 itu untuk anak laki-laki.'' Dengan analogi polosnya, dia bilang,'' Nanti kalau Icha anak laki-laki Icha dibelikan jam Ben10 ya Ma'' hemm, kalau yang ini musti ada kuliah singkatnya. Saya jelaskan, kalau dia adalah anak perempuan, dan tidak akan berubah menjadi anak laki-laki. Insyaallah dia ngerti, karena saya meyakini, jangan pernah underestimated terhadap kemampuan anak-anak.
Ada lagi yang lain, ketika di supermarket dia melihat adult diapers, dia bertanya dulu '' Mama, ini pempes untuk orang dewasa ya?'' Saya heran, koq tahu ? Padahal bisa baca aja belum. Rupanya ada gambar kakek nenek di kemasannya. ''Iya sayang, itu untuk orang yang sudah tua'' dan apa lagi komentar dia setelah itu? ''Nanti kalau Uti sudah tua, Icha belikan itu ya...?'' Saya dibuat terharu oleh ucapannya. Saya aja, belum tentu kepikiran untuk membelikan Uti ( nenek Icha ) sesuatu. (-̩̩̩-͡ ̗--̩̩̩͡ )
Yah.. Itulah anak-anak. Ada lucu, ada nakal, polos, dan seribu satu tingkah yang tak henti membuat kita tertawa. Setiap detik selalu terbayang dan teringat tingkah polahnya yang lucu.

Posting Komentar

0 Komentar