Menulis, Terapi Jiwa

Membuka kembali koleksi buku lama, pilihan saya jatuh pada buku merah ‘Jumpalitan Menjadi Ibu’. Dari tanggal yang biasa saya bubuhkan di halaman pertama, ternyata buku ini saya beli tanggal 20 April 2011, kurang lebih sepuluh hari sebelum saya beralih profesi dari Working Mom menjadi  Stay at Home Mom.
Sepertinya buku ini belum selesai saya baca, saya mencoba mengingat-ingat  judul artikel mana yang belum saya baca. Tapi ternyata memori saya terlalu lemah untuk mengingat itu. Akhirnya saya putuskan memilih judul yang akan saya baca melalui daftar isi. Hmm, dari sederet nama-nama penulis yang berkontribusi di buku tersebut, ternyata ada dua nama penulis yang saya kenal : Haya Aliya Zaki dan Indah Julianti Sibarani. Keduanya saya tahu dari Komunitas Emak Blogger yang saya ikuti (*walau hanya silence member*). Penulis yang lain pastinya juga emak-emak yang aktif malang melintang di dunia tulis menulis dan blogging, hanya saya saja yang belum tahu.
Selesai membaca tulisan mak Haya Aliya Zaki dan mak Indah Juli, ghirah menulis saya menggelora. Ide-ide bermunculan dan tumpang tindih di kepala. Mumpung anak-anak sudah tidur, saya mencoba memanfaatkan waktu di depan laptop. Tak tik tuk tik tak tik tuk... *suara keyboard laptop* Ah, senangnya.. sudah lama jari-jari saya tidak beradu dengan keyboard laptop. Beberapa draft tulisan yang sempat saya simpan di arsip file akhirnya bisa saya selesaikan. Juga membuat tulisan baru. Sayangnya pulsa modem lagi kosong. Jadi  tulisan-tulisan ini masih harus menghuni folder draft di drive D saya. Karena sering tak punya waktu untuk sekedar membuka internet melalui laptop, membuat saya enggan menyisakan budget untuk pulsa modem. Takut mubadzir, nanti udah terlanjur beli paket kuota sekian MB untuk satu bulan, hanya terpakai sedikit.
Tiba-tiba saya teringat akan dua bak penuh cucian kering yang belum disetrika. Teronggok pasrah seolah menantikan sentuhan tangan saya. Omai God.. ! Bukankah malam ini rencananya saya nyetrika baju-baju itu? Menoleh ke sebelah kiri saya dapati si sulung yang rela tidur di ruang tengah demi berniat menemani Mamanya menyetrika. Koq saya malah ketak ketik... ? Beklaahh, kembali ke plan A malam ini adalah menyetrika, meskipun sudah mundur tiga jam dari rencana awal (rencana nyetrika start jam sepuluh malam, yang katanya tarif listriknya sudah normal. Sekarang sudah jam satu pagi). Better late than never.. ! Harus kelar malam eh pagi ini demi tercipta weekend yang bahagia. Cemunguuddh  eeaaa.... !
 *klik tanda ‘x’ di word document, save file yes dan shut down*

Posting Komentar

0 Komentar