Mandiri atau mandiri?

Bocah lucu itu berlari kesana kemari. Umurnya belum genap 1.5 tahun. Celotehnya riang sambil sesekali memegang apa saja yang dia temukan. Tanpa alas kaki, dia bergerak kemana saja dia suka.
Pagi-pagi, masuk ke rumah kami, tanpa permisi. Ya iyalah namanya juga bocah. Hehehe.. :D
Kesibukan pagi membuat saya tak sempat memperdulikan si bocah. Cucian piring menunggu. Saya pun harus segera bersiap pergi ngaji. Maafkan.. bukan maksud hati tak peduli.
Bosan dirumah kami, dia keluar lagi. Ke warung sebelah. Ngikutin anak-anak beli jajanan. Sayang tidak ada orang dewasa yang mengikuti di belakangnya.
Si mbak warung teriak memanggil ibu si bocah.
"Y*** ... ki lho, anake.... njaluk jajan..."
Sepi tidak ada sahutan..
Si bocah masih berjalan kesana kemari. Masih tidak ada yang mengikuti.
Di ujung jalan, seorang bocah lucu lain berlari riang. Cepat sekali. Sandal cit cit dan celotehnya membuat langkahnya semakin berisik.
Sang ibu mengikuti sambil berlari kecil. Mencomot tubuh si bocah ketika hampir memasuki pagar rumah orang lain. Dilepaskan lagi di tempat yang aman. Lari lagi. Di comot lagi. Lari lagi. Di comot lagi. Kali ini digendong masuk rumah. Si bocah berontak. Nangis. Ibu nya tertawa.
"Ayo masuk..."
Hmmm beda ya..
Beda ibu, beda cara.
Oiya, umur dua bocah itu hampir sama. Unda-undi kalau orang jawa bilang. Apanya yang diundi? Entahlah..
O.. indahnya hidup bertetangga.. :D
Pondok Wage, 26 Nov 2014

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Asiikk yaa pny tetangga bnyak ya deek��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe... coretan iseng mbak, fenomena bertetangga..

      Hapus

Haloo, terima kasih sudah membaca ! Jika kalian mempunyai pertanyaan terkait artikel ini, silakan drop pertanyaan di kolom komentar, bukan melalui media sosial. Jangan gunakan profil 'unknown' ya .. ( maaf banget niih, komentar 'unknown' dan meninggalkan link hidup tidak saya tampilkan )