Guest post Tips Memilih Pasar Freelance untuk Freelancer Pemula ini ditulis oleh Indri Ariadna untuk diarynovri.com
Kerja remote, sesuatu yang mungkin dulunya tidak pernah terpikirkan.
Karena secara mindset atau logika, kerja itu ya harus
ngantor alias kerja itu harus di kantor.
Mana bisa, kerja kok dari rumah?
Itu dulu yang kita pikirkan sebelum pandemi menyerang.
Freelancer? Pekerja lepas? Pasti identik dengan kerja
sampingan, pekerjaan yang bisa dilakukan setelah jam ngantor usai. Pekerjaan
yang yahhh gak jelas berapa hasilnya.
Yaaa…...mungkin…….iya sihh….
Bahkan mungkin hingga sekarang pun, masih banyak yang tidak
percaya kalau kerja remote seperti ini bisa menghasilkan dollar dari rumah.
Kok tahu kak?
Iya, tahu lah karena saya seorang ibu rumah tangga dan
full-time freelancer (pekerja lepas) yang bisa menghasilkan dollar dari rumah.
Sudah sedari tahun 2016, saya bergabung dengan Upwork,
platform freelance marketplace atau pasar freelance global terbesar. Lumayan
lah ya, sudah mengantongi dollar sekitar $10K+
(sepuluh ribu dollar lebih sekian).
Masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan
teman-teman freelancer yang lebih niat dalam bekerja hehe...
Itupun, pekerjaan saya masih bisa dikerjakan sambil nonton
drama Korea, masak, nyuci baju dan antar jemput anak sekolah.
Seperti pembeli dan penjual pada umumnya yang membutuhkan
pasar sebagai tempat jual beli, freelancer atau pekerja lepas dan klien juga
sama.
Keduanya membutuhkan pasar tempat menjual jasa dan membeli
jasa, yaitu pasar freelance.
![]() |
Ilustrasi work from home ( credit : UnSplash ) |
Meskipun di indonesia belum ada banyak pasar freelance lokal
tersedia, di belahan dunia barat sana, yang sudah terbiasa dengan pola kerja
part time dan freelance, banyak sekali website dan situs pasar freelance yang
tersedia.
Tinggal pilih dan menyesuaikan dengan skill, kemampuan dan
keahlian masing-masing si pekerja lepas atau freelancer.
Pengertian Pasar Freelance atau Freelance Service Marketplace
Freelance marketplace atau pasar freelance adalah tempat
klien dan freelancer membeli dan menjual jasa. Tentu saja tanpa bertemu atau
bertatap muka secara langsung. Semua dilakukan secara remote atau jarak jauh.
Bagaimana bisa percaya kalau tidak bertemu?
Kita emak-emak yang biasa belanja langsung ke pasar saja,
setiap kali membeli sesuatu harus dipilih dengan seksama. Berharap jangan
sampai dikibuli oleh si penjual. Bahkan sampai harus bertanya dan menawar ke -
mungkin - 5 penjual berbeda sebelum menetapkan hati dan memutuskan untuk
membeli.
Lha ini kok, malah gak pernah ketemuan sama sekali bisa
membeli atau menjual jasanya?
Karena begini yah mak, ehh kak...saat kita masuk atau
registrasi atau bergabung dengan salah satu pasar freelance, pasti diharuskan
untuk mengisi dokumentasi registrasi.
Untuk pasar lokal freelance sendiri, administrasi
registrasinya cenderung lebih mudah dan dipastikan kita akan bisa bergabung
pula dengan mudah. Paling hanya memakai email dan scan KTP saja.
Lain halnya dengan pasar freelance global, ambil contoh
Upwork.com
Proses registrasinya bisa bikin sakit hati karena kecewa.
Kok tahu kak?
Iya, karena banyak sekali calon-calon freelancer yang
menghubungi saya dan mengeluhkan mengapa registrasinya selalu gagal di approve
oleh Upwork.
Dulu, sekitar tahun 2016 saat pertama kali saya bergabung
dengan Upwork, aturan dan regulasinya tidaklah sesulit sekarang.
Saat itu, tinggal memasukkan data diri dan email, tak
berselang lama masuklah konfirmasi notifikasi email bahwa kita diterima
bergabung dengan Upwork.
Semudah itu.
Tapi sekarang? Tidak lagi ferguso…
Karena sekarang ini, pasar freelance global menerapkan
aturan yang lebih ketat dalam seleksi penerimaan member pekerja lepasnya.
Seperti misalnya di Upwork, hanya pekerja lepas yang
memiliki keahlian spesial atau khusus yang mempunyai peluang lebih besar untuk
dapat diterima bergabung.
Ibarat kata, Upwork sekarang ini hanya menerima dokter-dokter spesialis dibandingkan dengan dokter-dokter umum.
Jadi, bersyukurlah wahai para freelancer yang sudah
bergabung di Upwork sebelum tahun 2019.
Pasar Freelance Lokal vs Global
Di Indonesia sendiri, ada beberapa situs website freelance
service marketplace lokal, di mana freelancer bisa berburu job freelance secara
online. Di antaranya:
Sribu
Sribulancer
Projects.co.id
Fastwork.id
Virtary.com
Bagaimana cara dan ketentuan bergabung, silahkan langsung
menuju ke situs masing-masing ya.
Plus Minus Pasar Freelance Lokal
(+) Tidak ada kendala bahasa karena semua situs menggunakan
platform Bahasa Indonesia.
(+) Dengan tidak adanya kendala bahasa, pastinya akan lebih
mudah memahami apa yang diinginkan klien.
(+) Klien dan freelancer bisa saling standby di zona waktu
yang sama.
(+) Biasanya situs freelance lokal tidak mengenakan iuran
membership bulanan atau gratis membership.
(+) Potongan fee (komisi) untuk pasar freelance yang tidak
terlalu besar.
(-) Harga atau rate yang ditawarkan oleh klien biasanya
tidak seimbang dengan skill dan kemampuan yang dicari.
(-) Belum banyaknya situs-situs pasar freelance membuat
persaingan antar freelancer sangat ketat
hingga seringkali banyak freelancer yang banting harga demi memenangkan
project.
(-) Project seringkali bersifat short term dan bukan project
jangka panjang.
(-) Seringkali komunikasi terlihat bagus tapi berakhir
dengan feedback dan rating yang jeblok oleh klien.
(-) Sistem kerja atau project yang seringkali borongan
(fixed project) dan tidak ada pilihan hourly rate project karena sistem situs
pasar freelance-nya yang belum
mendukung.
(-) Pilihan project yang terbatas.
Plus Minus Pasar Freelance Global
(-) Freelancer diharuskan dan dituntut mempunyai kemampuan
berbahasa asing, contoh Bahasa Inggris.
(-) Berkompetisi dan bersaing dengan freelancer dari seluruh
penjuru dunia. Yang belum siap lahir batin pasti akan rontok nyalinya di
bulan-bulan pertama.
(-) Freelancer harus pandai memilah dan memilih klien yang
benar-benar bisa dipercaya.
(-) Freelancer harus lebih melek teknologi, aplikasi dan
software supaya tidak tertinggal oleh freelancer -freelancer global yang lain.
(-) Tidak bisa submit atau mengirim proposal secara gratis
karena adanya biaya membership.
(-) Potongan fee atau komisi untuk pasar freelance yang
terbilang lumayan besar nilainya, bisa sampai 20% dari nilai kontrak
freelancer.
(+) Pilihan project lebih banyak dan variatif.
(+) Pilihan sistem kontrak fixed rate dan hourly rate
tersedia.
(+) Software dan aplikasi mutakhir (terkini) yang digunakan oleh pasar freelance global
seperti tracking time desktop (sistem pencatatan waktu) dan penarikan pembayaran
(withdrawal) secara otomatis.
(+) Pembayaran dalam mata uang dollar sehingga freelancer
bisa mendapat tambahan nilai (value) dari selisih nilai kurs dollar terhadap
rupiah.
(+) Terdapat pilihan
project - project dengan jangka waktu pendek maupun panjang.
Pasar Freelance Mana Yang Cocok untuk Pemula?
Mungkin ada yang bertanya, lalu enaknya pilih mana ya kak?
Masuk ke pasar freelance lokal atau global?
Menurut saya sih, tergantung beberapa hal ya, seperti:
●
Apakah kamu mempunyai kemampuan
berbahasa asing? Kalau mampu dan bisa berbahasa asing (Inggris) silahkan join
ke pasar freelance global. Kalau hanya bisa berbahasa Indonesia saja, jangan
memaksakan diri untuk terjun ke pasar freelance global. Percuma.
●
Cek dulu kemampuan yang dimiliki.
Apa yang spesial dari keahlian atau kemampuan yang kamu miliki. Ingat lagi
tentang dokter umum vs dokter spesialis.
●
Seberapa banyak portofolio yang
kamu miliki?
●
Apakah sudah bisa menentukan harga
atau rate dengan baik sesuai skill?
●
Sudah terbiasa membuat proposal?
Pro Tips
Khusus untuk freelancer pemula, saya menyarankan sih terjun
ke pasar freelance lokal terlebih dahulu. Sambil belajar meningkatkan skill dan
kemampuan Bahasa Inggris.
Juga, untuk memperbanyak portfolio serta resume.
Portfolio ini penting sekali untuk dipakai di pasar
freelance global karena skill dan kemampuan bisa diukur dari portfolio kita.
Semoga bermanfaat yaa...
Catatan Diarynovri
Tentang Penulis Guest Post
![]() |
Indriyas W, Virtual Assistant |
Indriyas W adalah ibu rumah tangga,berdomisili di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Seorang full-time freelancer
dengan spesialisasi skill di bidang Link Building, Lead Gen dan Virtual
Assistant.
Saat ini mbak Indri mengelola 2 blog yaitu indriariadna.com dan prodigitalmom.com dan juga seorang penulis buku antologi. Buat yang ingin kontak langsung, mbak Indri bisa dihubungi via email di: indri@indriariadna.com.
Meskipun secara profesi, saya dan mbak Indri sama - sama freelancer, tetapi ranah kerja kami bisa dibilang berbeda. Jika mbak Indri sudah settle sebagai freelancer fulltime di Upwork, saya masih kutu loncat di beberapa company, yaitu Appen dan Supahands dan satu microjobs, Clickworker.
Jika mbak Indri mengambil spesialisasi sebagai Virtual Assistant, saya lebih ke Data Management dan Social Media.
Intinya cuma mau bilang, kalau peluang bekerja dari rumah itu buanyak banget. Pinter - pinter kita milih yang sesuai dengan skill kita.
Buat teman - teman yang ingin mencoba berkarir sebagai freelancer semoga tulisan ini bermanfaat ya..
Salam,
Mengetahui soal upwork awalnya dari mbak mbak . Aku makin penasaran buat cari lebih banyak informasi soal platform freelance
BalasHapusHalo mba Ainun, terima kasih sudah mampir ke diarynovri .. semoga bermanfaat ya
Hapus💛
BalasHapus