Cerdas Finansial #2 Butuh atau Ingin ?

Memahamkan cerdas finansial ke anak usia pra baliqh tentu saja berbeda dengan anak usia dini. Berbeda dengan Faisya yang masih dalam tahap saya kenalkan konsep menabung dan rezeki itu dari Allah, kakak Icha (9 tahun 10 bulan) sudah ke konsep memilah antara keinginan dan kebutuhan.

Anak mbarep ini punya hobi jalan-jalan ke situs marketplace (mirip emaknya). Tetiba jejeritan, melihat produk lego minecraft yang dijual di salah satu toko online..

I : wiiiih.. Lego minecraft !! Boleh beli Ma ?
M : berapa harga nya?
Icha menyebutkan angka sebanyak 6 digit.
I : pakai tabungan kakak kok Ma..
M : hemm... Kakak butuh ?
I : (hening) enggak sih..
M : Gak papa ta, tabungannya dipakai sebanyak itu buat beli mainan?
I : emmm... Jangan deh.. Eh tp gak papa juga sih.. Eh, jangan ah.. Jangan...

Kadang-kadang sayapun dilanda kegalauan ketika mengenalkan konsep 'kebutuhan' dan 'keinginan' ke anak-anak. Kalau dianggarkan dari biaya hidup sehari-hari, jelas nggak akan "acc" persetujuan untuk pengeluaran beli mainan di atas harga 200 ribu. Tetapi, ketika anak-anak merelakan tabungannya, yang notabene hak mereka, saya galau. Apalagi sebagian besar tabungan itu hasil jerih payah Icha dari beberapa lomba yang diikuti, atau diberi oleh om atau tantenya, dengan akad "buat jajan anak-anak".

Jadi, saya berikan lagi konsep pembedaan antara kebutuhan dan keinginan. Menggiring kepada pemahaman konsep tersebut dan membiarkan Icha menentukan keputusan terbaiknya.

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#GameLevel8 #RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari #CerdasFinansial

Posting Komentar

0 Komentar